Flag Counter
5 December 2024

Kitorang News

Harmoni dan Produktivitas

Ramadan: Evaluasi, Tindaklanjut dan Evaluasi (8)

Gambar Ilustrasi (kitorangnews.com/RR)

Penulis: Hamzah Khaeriyah (Rektor IAIN Sorong / Ketua Umum Darud Da’wah wal Irsyad Papua Barat Daya)

Sorong.Kitorangnews.com – Pada sisi yang lain, lisan atau ucapan juga menjadi ukuran bagi orang yang beriman. Menurut nabi orang mukmin adalah orang yang selamat dari lisannya atau perkataaanya dan tangannya atau kekuasaannya.

Bahkan tipikal orang mukmin yang dipahami dari Nabi Muhammad adalah budaya berkata yang benar atau memilih bersikap diam.

Ruang lingkup an keselamatan tidak hanya diri sendiri, lingkungan sosial dan bahkan keselamatan dengan hubungan dengan Sang Pencipta. Dengan kata orang lain, orang beriman adalah memiliki peran strategis dalam penciptaan kondisi yang harmoni inter serta antar sesama.

Mereka adalah pelaku sekaligus sebagai penganjur dan contoh dalam pencitaan stabilitas sosial. Dalam contoh yang lain, nabi mengecam bahwa bukanlah perilaku orang mukmin yang lapar lingkungan sosialnya sedang yang bersangkutan tidur dalam kekenyangan. Aspek sosil ekonomi menjadi perhatian bagi orang yang beriman.

Ibadah puasa yang dibangun dengan pondasi Iman diharapkan iman yang fungsional dan menjadi pengendali stabilitas sosial. Bahkan pada hadis yang lain disebutkan betapa banyak orang yang berpuasa namun yang didapat hanya lapar dan dahaga.

Mengapa kondisi ini terjadi? karena imannya tidak fungsional. Meskipun diakui bahwa imannya masih ada.

Penelusuran lebih lanjut ditemukan bahwa konsep iman berfungsi mendorong stabilitas Sebagaimana dalam surah Ali Imran : 57
“Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang lalim”.

Ayat ini menyebut dan mengundang orang beriman agar melakukan pembentukan perilaku berupa melakukan transformasi sebagai orang yang melakukan amal shaleh.

Bagaimana konsep amal shaleh yang merupakan bagian trnasformasi dari orang beriman?, tidak ditemukan dalam ayat ini. Meskipun demikian diketahui bahwa terdapat diksi yang bersifat berlawanan dari orang yang beriman yang terdapat pada akhir ayat yaitu orang nyang zalim.

Dengan kata lain bahwa orang beriman berlawanan dengan perilau berbuat zalim.
Konsep amal shaleh yang dikenal sebagai isu besar dalam ajaran Islam menjadi bagian penting bagi budaya orang beriman, dan konsep zalim, merupakan dua konsep yang saling dan tidak boleh dilakukan oleh orang beriman. Karena bagaimana mungkin seorang yang beriman, bisa melakukan perbuatan zalim antar sesama.

Perbuatan zalim dipastikan tidak akan mendatangkan stabilitas sosial dan ekonomi tetapi menjadi pemicu terciptanya distabilitas.

Masih pada fungsional iman, ditemukan dalam konsep yang lain pada surah Quraisy : 4
“Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.

Pada ayat ini disebutkan bahwa konsep tuhan bagi orang yang beriman adalah zat yang menjamin rezeki dan memberikan perlindungan keamanan. Apa implikasi keimanan yang dapat dipahami dari ayat ini tentang konsep tuhan ini, yaitu bahwa orang beriman harus memiliki peran sebagai penyebar rezki dan penyebar rasa aman.

Wallahu A’lam

==BERSAMBUNG…===

Loading

Tentang Penulis