
Kadang, jika sesuatu terjadi di luar harapan dan itu berkaitan dengan kinerja orang lain yang berhubungan dengan Kita, Mungkin Kita akan mengatakan bahwa hal itu salah, bisa saja Kita marah atau bahkan berperilaku kasar. Tapi entar dulu, dalam dunia psikologi, “orang lain itu merespon sesuai dengan apa yang kita berikan“. Misalnya perintah anda disalahtafsirkan atau maksud anda tidak tersampaikan, itu biasa, itu hanya dinamikan komunikasi.
Saya memiliki pengalaman menarik tentang ini. Pagi ini saya sedang berada di bandara, setelah tadi pagi nampak berkejaran dengan waktu untuk bisa berangkat sesuai jadwal dalam tiket saya, banyak hal yang terjadi akibat ke terburu-buruan itu, mulai dari tidak sempat sarapan, ATM tercecer hingga ketinggalan surat Tugas. Semuanya serba berantakan. Apa yang saya lakukan, surat tugas nanti dikirim, ATM nanti dibuat sarapan nanti diruang tunggu. Apakah saat itu masalah selesai? Sebenarnya tidak, sebab tidak ada tindakan yang diambil, itu hanya menunda masalah dengan menyederhanakan pikiran saja, sebab jika tidak, kegelisahan akan menghantui, was-was dan pastinya segala urusan memungkinkan terbengkalai.
Sampai akhir diarahkan oleh petugas bandara yang ramah menuju loket check in. Dengan pelayanan ramah pula petugas maskapai membantu saya melakukannya, sesaat ia bertanya.
“Pak, ingin kursi di bagian mana? agar kami bantu” tawarnya.
“oh iya, kursi samping aja ya, mba. Di dekat jendela” sahut saya.
Setelah diprint out boarding passnya, terlihat kursi saya nomor 5C. Saya masih berpikir bahwa, kursi saya ada di dekat jendela. Jujur saja, baru kali ini saya menggunakan maskapai ini dan saya belum tau urutan kursinya. Sampai naik di atas pesawat dan ternyata kursi saya di samping koridor pesawat. Di dalam benak saya mengeluh. “Kok bisa, saya pesannya samping dekat jendela, yang ada malah samping koridor?”. Protes nggak mungkin, marah juga nggak mungkin, terima saja. Mungkin pelayan check in tadi mendengar hanya kata “samping” dan kata “samping” menurut-ku dan menurut-nya berbeda pemaknaan.
Akhirnya saya berpikir, dia nggak salah, saya yang salah, sebab mengarahkan kurang detail.
Rbd
More Stories
Pengukuran, Besaran, dan Satuan Sebuah Konsep Dasar Memulai Kehidupan
Ramadan: Evaluasi, Tindaklanjut dan Istiqamah (20)
Ramadan: Evaluasi, Tindaklanjut dan Istiqamah (22)