Flag Counter
5 December 2024

Kitorang News

Harmoni dan Produktivitas

Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong, Dr. Hamzah Khaeriyah, M.Ag. tengah memberikan taushiyah ba’da Shalat Dzhuhur di Masjid Agung Al-Akbar, Kota Sorong, Selasa, 20 September 2022. (Kitorangnews/RR).

Sorongkitorangnews.com – Ketentraman batin atau di dalam bahasa agama dikenal dengan sakinah. Sakinah ini menjadi suatu istilah lumrah yang sering kita dengar, terutama di dalam pelbagai hajatan pernikahan, sering terlontar ungkapan “mudah-mudahan menjadi keluarga sakinah”.

Manakala terlontar seperti ungkapan di atas, maka hal itu mengandung arti bahwa keluarga yang akan dibangun diharapkan merupakan keluarga yang tentram, sejahtera dan bahagia. Inilah kiranya yang dimaksudkan dengan keluarga sakinah pada ungkapan di atas.

Lebih lanjut, lafadz sakinah ini berasal dari bahasa Al-Qur’an, salah satunya sebagaimana pada potongan Q.S. Ar-Rum: 21 “Litaskunuu ilaiHaa” yang terjemahannya adalah “supaya kamu merasa tentram kepadanya”.

Tentunya potongan ayat sebagaimana yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya di atas memberikan isyarat bahwa betapa pentingnya ketentraman, sejahtara dan bahagia di dalam rumah tangga.

Namun terkadang di dalam kehidupan ini kita tidak dapat merasakan sakinah/tentram karena adanya kegelisahan yang bercampur menjadi satu, kegelisahan ini di dalam bahasa sekarang kita kenal dengan istilah galau.

Kegelisahan-kegelisahan ini sering menghantui kita, inilah yang menyebabkan kadang kita tidak merasakan tentram sehingga suasana hati kita tidak terasa nyaman maupun damai.

Sebagai manusia, tentu kita pasti memiliki banyak cara untuk menghilangkan rasa galau tersebut.

Apapun yang akan dilakukan itu, intinya adalah kedamaian maupun ketentraman hati kita dapat terpenuhi.

Jika kita menengok di dalam Al-Qur’an, sebenarnya Allah swt. lah yang menurunkan ketentraman/sakinah itu ke dalam hati kita agar kegelisahan apapun yang kita rasakan tersebut dapat terurai menjadi kedamaian.

Hal tersebut tertuang sebagaiman pada firman Allah swt. di dalam Q.S. Al-Fath:4 yang berbunyi:

“Huwalladzi anzala as-sakiinata fii qhuluubil mu’miniina li yazdaadu imaanan ma’a imaanihim…”

Terjemahannya: “Dialah (Allah) yang telah menurunkan ketentraman ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka…”

Potongan ayat di atas memberikan arti bahwa ketentraman batin merupakan pemberian Allah swt. yang diberikan kepada orang-orang yang beriman.

Dalam bahasa sederhananya adalah ketentraman batin itu adalah anugerah Allah subhanahu wa ta’alaa dan hati merupakan tempat disimpannya ketentraman batin itu. Dengan demikian, maka ketentraman tersebut tempatnya di dalam hati bukan di dalam pikiran manusia.

Kendatipun demikian, namun harus disadari pula bahwa rasa gelisah atau galau itu juga letaknya di dalam hati.

Semua orang berpotensi untuk galau, namun atas karena kasih dan sayang Allah swt. lah maka kita mendapatkan ketentraman batin.

Lantas bagaimanakah kiat-kiatnya agar hati senantiasa memperoleh siraman atau pancaran sehingga ketentraman hati tersebut tetap selalu ada di dalam setiap orang beriman.

Tentu hal tersebut dapat diperoleh melalui dengan memperbanyak berdzikir kepada-Nya, membaca Al-Qur’an, berdoa dengan memperbanyak menyebut asma-Nya yang maha indah serta taat terhadap perintahNya. (bersambung…)

Semoga bermanfaat!

(Artikel ini diintisarikan dari Kultum Dr. Hamzah Khaeriyah, M.Ag. / Rektor Institut Agama Islam Negeri [IAIN] Sorong, Papua Barat di Masjid Agung Al-Akbar Kota Sorong, pada Selasa 20/9/22)

Loading

Tentang Penulis