Flag Counter
12 October 2024

Kitorang News

Harmoni dan Produktivitas

Keren, Mahasiswi IAIN Sorong Menggagas Komunitas Peduli Lingkungan di Sorong Raya

Foto Hilda Patihani, mahasiswi IAIN Sorong
Keterangan foto: Foto Hilda Patihani, mahasiswi IAIN Sorong

Hilda Patihani salah satu mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong menggagas komunitas peduli lingkungan dengan nama “Sorong Peduli Sampah” dan “Eco Break”. Komunitas tersebut digagas bersama rekan-rekan alumni Eco Nusa Cabang Sorong, sebagai bentuk kepeduliaan mereka terhadap kondisi lingkungan di Sorong Raya.

Sorong, kitorangnews.com – Hilda yang merupakan salah satu mahasiswa Tadris Bahasa Inggris IAIN Sorong tersebut mengaku senang berkecimpung di dunia pengabdian masyarakat. Hal ini ia kemukakan saat sesi wawancara dengan salah satu kontributor kitorangnews.com, pada Selasa (20/4/2021).

“Saya merasa senang saja dan terpanggil gitu, walaupun ini bukan bidang saya” cetus Hilda.
Ia menjelaskan kepedulian terhadap lingkungan tak harus memiliki background ilmu ekologi atau sejenisnya. Mencintai dan menaruh kepedulian terhadap lingkungan sekitar merupakan tanggung jawab sosial seorang manusia. Menurut tuturannya, siapapun berhak untuk menjaga dan melestarikan alam sekitar. Bahkan bukan hanya berhak melainkan sudah menjadi tanggung jawab.

Mahasiswi yang memiliki hobi berpetualang tersebut tak merasa canggung dan berdosa berkecimpung dengan komunitas pecinta lingkungan meskipun pada dasarnya ia tidak memiliki basic keilmuan di bidang ekologi. Baginya, masalah lingkungan adalah masalah berjamaah dan harus mencari solusi secara bersama. Tidak boleh justru menyalahkan sepihak saja.

Background saya adalah pendidikan, tetapi kenapa saya berkecimpung di dunia lingkungan karena menurut saya masalah lingkungan itu adalah masalah siapa saja. Mau kamu latar belakang pendidikan, kesehatan, pertanian, dan yang lain tetap masalah lingkungan adalah tanggung jawab bersama” tegasnya.

Ia juga menceritakan tentang kondisi lingkungan di Sorong Raya, khususnya masalah sampah. Ia berpandangan bahwa lingkungan tidak boleh dibiarkan tercemar. Inilah yang mendasarinya bergerak bersama teman-temannya membentuk komunitas Sorong Peduli Sampah, yang selanjutnya disingkat SPS. Ia (Hilda) dan teman-temannya merasa prihatin dengan kondisi sampah yang ada di Sorong Raya yang semakin hari semakin parah. Inilah yang kemudian memantik semangat mereka untuk menginisiasi kontribusi dengan membentuk sebuah komunitas lingkungan tersebut. Di samping itu, SPS tak ingin berjalan di atas kesadaran sepihak, melainkan mereka mengajak para kaum milenial untuk bergerak bersama mengentaskan masalah lingkungan.

Nah, kondisi sampah saat ini betul-betul memang parah. Kita fokusnya di kaum muda, jadi bagaimana kita mengangkat kesadaran anak-anak tentang samapah. Contoh kayak kemarin-kemarin dilakukan adalah mengangkat sampah di Jalan Pariwisata. Kita ajak beberapa teman dari komunitas dari kampus-kampus. Alhamdulillah mereka mau kita angkat sampah dalam rangka memperingati Hari Lingkungan” kata Hilda.

Ia melanjutkan, yang menjadi permasalahan berikutnya adalah tidak ada tempat pembuangan sampah, sehingga apabila sampah diangkat hari ini, besoknya akan ditemukan penumpukan sampah. Dengan hal itu, ia bersama komunitas mencari alternatif untuk mengatasi kondisi tersebut. Mereka juga berharap bisa menjalin kerjasama dan dukungan penuh dari pihak pemerintah dalam menjalankan visi kepedulian lingkungan.

“Kita harus lihat kondisi di jalan, nah itu ternyata tidak ada tempat penampungan sampah, akhirnya, itulah salah satu hambatan sekaligus sebagai pekerjaan rumah kita. Dan kami juga berharap ada support dari pihak terkait ke depannya” harap Hilda.

Selanjutnya, ia juga mengungkapkan bahwa SPS akan melebarkan sayap dengan menciptakan solusi terkait dengan pengolahan sampah. Apapun bentuk masalah yang muncul selama masih dalam koridor lingkungan SPS akan selalu hadir untuk memberikan solusi.

“Alhamdulillah kemarin kita diberikan dukungan, diberikan pelatihan oleh Eco Nusa apa yang mau dilakukan ke depannya dengan SPS. Kita mau bentuk “Eco Break” namanya. Jadi itu salah satu kreasi pengelolaan sampah, dan kita mau bikin di Taman Deo.

Mahasiswa semester delapan program studi Tadris Bahasa Inggris tersebut menaruh harapan besar kepada komunitas Sorong Peduli Sampah, karena baginya dengan wadah tersebut ia dan rekan-rekannya bisa berbuat banyak dalam memelihara lingkungan di Kota dan Kabupaten Sorong. *L

Loading

Tentang Penulis