Sorong.Kitorangnews.com – Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah di muka bumi ini adalah makhluk yang mulia di antara ciptaan lainnya. Hal ini tertuang di dalam Q.S. At-Tin: 4
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Manusia dengan ciptaannya, dibekali akal dan fikiran bahkan manusia dibekali hati. Oleh karena itu, kita patut bersyukur dengan ciptaan yang sempurna itu. Namun demikian, bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala bukan semata mengucapkan Alhamdulillah dan sebagainya, akan tetapi bersyukur kepada Allah perlu diwujudkan dalam bentuk perbuatan ibadah misalnya shalat, puasa dan sebagainya. Demikian pula dalam bentuk muamalah yaitu hubungan antara hamba dengan sesamanya.
Hubungan hamba atau manusia dengan sesamanya tidak mesti dibatasi hanya dengan keyakinan atau yang seagama yang biasa kita kenal dengan istilah ukhuwah islamiyah, akan tetapi antar sesama juga dipelihara sebagai bentuk persaudaraan kebangsaan atau ukhuwah wathaniyah serta hubungan kemanusiaan atau ukhuwah insaniyah sebagai makhluk sosial.
Manakala seperti itu maka manusia sebagai khalifah di muka bumi ini akan senantiasa merasakan nikmatnya beribadah dan indahnya kebersamaan. Hal ini sesuai dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala di dalam Q.S. Ali-Imran: 112.
“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka mendapat murka dari Allah dan (selalu) diliputi kesengsaraan. Yang demikian itu karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi, tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.”
Kehidupan duniawi ini hanyalah sementara akan tetapi pada saatnya kita akan menuju pada kehidupan ukhrawi yang sifatnya kekal dan abadi. Oleh karena itu, untuk mengarungi kehidupan dunia ini dan mempersiapkan bekal pada kehidupan akhirat. Allah subhanahu wa ta’ala kepada kita agar kehidupan pada dua hal yaitu alam syahadah (alam dunia) dan alam ukhrawi (alam akhirat) dapat kita jalan baik dan selamat.
Simaklah Firman Allah subhanahu wa ta’ala yang tertuang pada Q.S. Al-Hasyr: 59 di bawah ini.
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Kalimat “Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok“ diawali dengan kata “Wahai orang-orang yang beriman!“. Allah memanggil kita dengan gelar “Orang-Orang Beriman” ini sebagai gelar yang mulia di sisi-Nya karena orang yang beriman adalah orang yang telah mendapatkan kebenaran dari Tuhannya dan tetap istiqomah terhadap kebenaran.
Selanjutnya, makna dari “hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok“ menandakan sesuatu yang amat penting. Kata lighadin di dalam kalimat ini tidak hanya dipahami besoknya dunia yaitu besok atau setelah hari ini, akan tetapi kata lighadin adalah kehidupan setelah kehidupan dunia.
Artinya kebahagiaan dan kenikmatan yang kita rasakan hari ini berkat ikhtiar, usaha dan kerja keras yang kita laksanakan kemarin atau hari-hari sebelumnya. Demikian halnya kebahagiaan dan keselamatan yang akan kita rasakan pada kehidupan setelah dunia ini, yaitu kehidupan akhirat, yang sifatnya kekal dan abadi sangat ditentukan seberapa besar amal kebajikan yang kita kerjakan di dunia ini sebagai pahala yang akan kita rasakan dan itulah makna “hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok“
Oleh karena itu marilah dengan kesempatan yang Allah berikan kepada kita berupa nikmat Iman, Islam dan Ihsan serta nikmat kesehatan berupa kekuatan Jiwa raga dan harta kita manfaatkan dengan baik dan benar ke jalan yang diridhoi Allah subhanahu wa ta’ala dengan itu kita akan mendapatkan kebahagiaan dan keselamatan. Hal ini sesuai dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam Q.S. Ali-Imran:133
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”
Siapakah yang dimaksud dengan orang yang bertakwa, Allah subhanahu wa ta’ala terangkan pada dua ayat setelahnya.
“(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.”
(Q.S. Ali-Imran: 134 -135)
Semoga kita kita semua menjadi hamba yang bertakwa serta senantiasa dituntun kepada jalan yang diridho-Nya.
(Artikel ini diintisarikan dari Khutbah Jumat yang disampaikan oleh K.H. Dr. Muhammad Arsyad Ambo Tuo, M.Ag. / Kepala Biro AUAK IAIN Sorong di Masjid Agung Al-Akbar, Kota Sorong. Papua Barat. pada tanggal 09 Desember 2022)
More Stories
Rektor IAIN Sorong Hadiri Peringatan HUT Kabupaten Sorong ke-57
Sukseskan MTQ Ke-1 Provinsi Papua Barat Daya, 4 Pimpinan IAIN Sorong Jadi Anggota Dewan Hakim
Rayakan HUT Kabupaten Sorong ke-57, 41 Regu Ramaikan Lomba Gerak Jalan