Penulis: Hamzah Khaeriyah (Ketua Umum Darud Da’wah wal Irsyad / DDI Papua Barat Daya)
Sorong.Kitorangnews.com – Penceramah Islam yang dikenal muballigh pada pelbagai kesempatan baik pada ceramah tarawih maupun kesempatan lainnya sering menyampaikan kepada jamaah bahwa carilah berkah atau keberkahan dan jangan cari banyaknya. Maksudnya harta maupun lainnya.
Menurutnya keberkahan akan mengantar pada kebahagiaan sedang pencarian banyaknya akan mengantar pada hal-hal yang dipastikan tidak membawa kebahagiaan.
Konsep kebahagiaan, menjadi penting dilacak. Alquran sendiri mengemukakan dalam bentuk doa. Rabbana Atina fi ddun-ya hasanah wafil Akhirat Hasanah Wa qina adzabannar. (Terjemahannya: Wahai Tuhan kami,berikanlah kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan bebaskanlah kami dari api neraka).
Ayat alquran ini mengandung empat objek permintaan. Pertama, Redaksi Permohonan. Terdapat penafsir Alquran yang menyatakan bahwa redaksi ayat Alquran ini menggunakan kami dan bukan aku.
Menurutnya bahwa keterlibatan “Kami” menunjukkan bahwa pelaku yang diinginkan terlibat adalah tidak seorang tapi lebih dan juga diduga makhluk lain, bahkan sang pencipta juga.
Rumus ini, menjadi salah satu teori yg dibahas dalam ilmu ulum Alquran. Konteks pembahasan ini, menunjukkan bahwa permohonan yang dimohonkan, dipahami tidak personal individual tapi boleh jadi kolektif kolegial.
Secara rasional, dipahami keberhasilan mencapai objek yang dimohonkan, karena pengaruh interaksi berbagai pihak dalam lingkungan sosial. Bahkan disadari bahwa pemohon sendiri juga mengerti etika berdoa, karena akibat relasi masa lampau dengan guru dan murid; lebih dari itu juga relasi orang tua dan sang anak. Dan pada masa sekarang mungkin relasi dengan sang isteri dan masyarakat sekitar.
Wallahu A’lam.
==BERSAMBUNG…===
More Stories
Pengukuran, Besaran, dan Satuan Sebuah Konsep Dasar Memulai Kehidupan
Ramadan: Evaluasi, Tindaklanjut dan Istiqamah (20)
Ramadan: Evaluasi, Tindaklanjut dan Istiqamah (22)