Flag Counter
18 January 2025

Kitorang News

Harmoni dan Produktivitas

Ramadan: Evaluasi, Tindaklanjut dan Istiqamah (4)

Gambar Ilustrasi (kitorangnews.com/RR)

Penulis: Hamzah Khaeriyah (Rektor IAIN Sorong / Ketua Umum Darud Da’wah wal Irsyad Papua Barat Daya)

Sorong.Kitorangnews.com – Keterlibatan berbagai pihak dalam mewujudkan keinginan bagi sang pelaku doa, menunjukkan hadirnya kekuatan eksternal baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Baik yang dirasakan oleh pelaku atau pemohon doa maupun mungkin tidak dirasakan. Alquran mengajarkan bagi umat Islam agar mampu mendayagunakan kekuatan eksternalnya.

Kedua, objek permohonan kebaikan di dunia. Apakah yang dimaksud dengan kebaikan di dunia. Tentu banyak penafsiran tentang kebaikan yang dimohonkan. Perlu diperjelas bahwa batasan konsep kebaikan adalah ketaatan kepada Allah SWT.

Ketaatan itu adalah kebaikan baik yang sangat besar. Mungkin ada yang berfikir bahwa aneka fasilitas yang diperoleh tapi tidak diarahkan penggunaanya sebagai wujud ketaatan kepada Allah SWT dan mungkin juga digunakan pada hal-hal yang menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan.

Dalam melakukan kebaikan sebagai, tampaknya Alquran mengajak manusia untuk memperoleh status paling taqwa, yakni “atqakum”. Penetapan status taqwa ini menunjukkan bahwa perlu ada daya dorong yang dahsyat yang dimiliki oleh seorang agar mencapai derajat tertinggi dimaksud.

Pandangan materialisme yang berfikir transaksional bahwa permintaan seorang hamba melalui doa adalah persis sama dengan apa yang dikabulkan dalam doa, merupakan pandangan keagamaan yang tidak tepat. Karena Allah yang Maha Mengerti kebutuhan hamba dibanding dengan keinginan manusia terhadap yang didoakan.

Terkadang manusia hanya mampu melihat secara fisik mengenai rezeki yang dianugerahkan. Namun lupa melihat proses pencapaian rezeki hingga ia sampai dihadapan yang bersangkutan.

Bahkan terkadang manusia hanya mampu memprediksi harapan kebaikan yang timbul dari fasilitas tertentu pada masa yang akan datang, namun tidak melihat maksud yang Allah berikan di balik fasilitas tersebut.

Akibat keterbatasan pemahaman manusia terhadap masa depan, maka Islam selalu meminta hamba-Nya untuk selalu berstatus syakur atau syukur yang paling tinggi.

Wallahu A’lam.

==BERSAMBUNG…===

Loading

Tentang Penulis