Flag Counter
9 September 2024

Kitorang News

Harmoni dan Produktivitas

Dokumentasi: Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong, Dr. Hamzah Khaeriyah, M.Ag. (Kitorangnews/RR)

Penulis: Dr. Hamzah Khaeriyah, M.Ag. (Rektor IAIN Sorong)

Sorong.Kitorangnews.com – Era digital biasa dikatakan sebagai era yang ditandai dengan kemajuan teknologi serta budaya pemanfaatan teknologi sebagai bagian dari kehidupan pribadi yang selain untuk kepentingan komunikasi juga untuk kepentingan hiburan dan bahkan untuk masak-memasak bahkan untuk kepentingan pendidikan termasuk dalam belajar ilmu agama.

Pada era sekarang, manusia dapat mengerjakan empat tugas pekerjaan pada waktu bersamaan misalnya seorang ibu sedang menyusukan bayinya, sambil nonton di depan televisi dan juga sedang bercengkrama dengan media sosial serta sesekali mendengar suara dari perbincangan dengan anggota keluarga yang lain inilah gambaran kehidupan dalam era sekarang.

Handphone sebagai media, telah merubah pola komunikasi antar manusia dan berbagai pekerjaan di luar rumah justru tidak lagi perlu meninggalkan rumah, serta berbagai hal yang akan disampaikan kepada orang lain, hanya dapat dilakukan dengan kekuatan pulsa dan jari-jemari sang penggunanya.

Beriringan dengan istilah era informasi dikenal juga istilah yang baru yaitu revolusi industri 4.0, untuk istilah ini lebih canggih lagi dibandingkan dengan kebiasaan sebelumnya.

Era industri 4.0 ini penggunaan robot yang dapat mengganti peran manusia merupakan suatu kebiasaan dan penggunaan dompet maya dalam dunia keuangan serta penggunaan perbankan online merupakan suatu keniscayaan.

Era ini ini biasa disebut disrupsi, karena telah mengubah kebiasaan umat manusia yang telah lama terpelihara menjadi kebiasaan baru seperti berbicara sambil duduk baik menjadi berbicara sambil jalan menulis sambil duduk dan kini menulis whasapp sambil bersandar.

Bahkan menggantikan pengambilan gambar yang dulu sangat rumit dan butuh waktu kini hanya dapat dilakukan dengan selfie.

Pancingan Problem Sangat Kuat: Selektif Informasi dan Perkuat Ibadah

Era ini selain menimbulkan kemudahan dalam kehidupan manusia, maka teknologi sebagai produk manusia, juga menimbulkan akses lain dalam kehidupan.

Tidak jarang orang terjebak pada hal-hal yang bertentangan dengan nilai agama hanya karena dipengaruhi oleh SMS dan WA. 

Bagi umat Islam, media sosial hanya dipandang sebagai media dan tidak dipandang sebagai tujuan kehidupan.

Sebagai media, dibutuhkan kecermatan dalam menggunakan media sosial. Sebagai media, ia ibarat pisau. Ia dapat digunakan untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat pada diri sendiri dan orang lain dan sangat mungkin pula digunakan untuk hal-hal yang merusak diri sendiri keluarga dan orang lain.

Sebagai bagian kehidupan, media sosial telah memberikan pengaruh yang sangat kuat dan dekat dengan kehidupan manusia. Karena itu, perubahan kejiwaan dan perasaan serta pola pikir manusia pada era sekarang sangat cepat seiring dengan filosofi media yaitu sangat cepat berubah.

Dengan karakter media, yang sangat cepat berubah, maka berbagai isu dan masalah dapat dengan cepat hinggap dalam pikiran manusia baik sebagai anggota keluarga masyarakat dan orang perorang.

Pada kondisi seperti ini sebagai orang yang beriman maka kemampuan mengkritisi informasi menjadi penting. Tidak semua informasi dapat diterima dan disebarkan ke publik namun harus dipertimbangkan secara cermat serta analisis yang tajam.

Janganlah saudaraku ikut latah menyebarkan Informasi yang tidak diketahui dan tidak dapat dipertanggungjawabkan dan jangan pula terbiasa ikut copy paste dan mengirim Informasi yang tidak diketahui asal usulnya dan manfaatnya. Terlebih lagi informasi yang secara terang-terangan mengganggu orang lain dan masyarakat secara keseluruhan.

Al-quran memberi ancaman bagi mereka yang senang menyebarkan Informasi yang tidak bertanggungjawab. Sebagaimana di dalam Q.S. An-nur:19

Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong) tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Siapa yang diberi ancaman ayat Al-quran itu? Oleh Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menyatakan bahwa mereka yang berupaya untuk menampakkan informasi yang berbau jelek tentu saja disini adalah menyebarkan informasi melalui media sosial.

Ibadah puasa yang secara rutinitas tahunan telah mendidik kita sebulan penuh melalui kemampuan menahan diri untuk tidak berbicara kecuali yang penting dan hanya pada ranah yang benar serta melatih diri untuk kuat beribadah puasa dan ibadah lainnya di tengah-tengah kemampuan kita untuk menahan diri untuk tidak makan dan minum.

Latihan inilah yang perlu kita lestarikan dalam melihat era zaman digital dewasa ini yang sangat memancing problem kehidupan kita. Begitu pula kitab suci kita (baca:Al-Qur’an) telah memberikan resep kehidupan yang dapat diamalkan dan menjadi pelampung dalam mengarungi bahtera kehidupan sekarang ini.

Kebutuhan dan Keinginan:  Perkuat Penghematan dan Kembangkan Infaq

Akibat godaan informasi yang ditawarkan melalui media sosial sangat beragam dan menjanjikan maka terkadang pandangan manusia telah silau dalam memikirkan kembali kemampuan ekonomi yang dimiliki.

Secara teoritis keinginan dan kebutuhan adalah dua hal yang berbeda dan masing-masing berada pada ruang kepentingan yang berbeda tapi menuntut harus segera ditetapkan salah satu di antara keduanya.

Namun dalam kenyataannya, setelah kehadiran media sosial kedua hal itu, maka terkesan perbedaan keduanya hanya setipis dengan kulit bawang merah belaka.

Tidak jarang keinginan dipenuhi dengan merupakan kebutuhan yang mendesak. Bahkan tidak jarang  kebutuhan dalam rangka memenuhi keinginan titik dalam kondisi ini keinginan dipenuhi dengan menjadikan gaya hidup sebagai ujung tombak dalam kehidupan titik dalam pandangan Islam, menjadikan gaya hidup, sebagai ujung tombak kehidupan adalah suatu kekeliruan.

Mari kita lihat kembali pelaksanaan ibadah pada Bulan puasa setiap tahunnya di Bulan Ramadan. Pada bulan puasa  kita telah diajarkan untuk melihat mana Ibadah sunnah dan mana ibadah wajib. mana yang harus didahulukan dan mana yang harus ditunda dan tidak segera ditunaikan.

Keduanya telah dilakukan secara jelas dan dapat dipahami dengan baik dan benar titik karenanya berkaitan dengan pemenuhan Pemenuhan ekonomi Maka gaya hidup yang cenderung dikembangkan oleh dorongan hawa nafsu mestinya ditekankan dan dihindari guna melihat ulang manfaat barang dan jasa yang diperlukan. Kemampuan melihat ulang manfaat jasa dan barang yang harus dipenuhi dikenal dengan istilah Maslahah.

Mendahulukan kebutuhan dibanding keinginan merupakan ranah Maslahah sedang mendahulukan keinginan dari kebutuhan adalah ranah gaya hidup.

Berkaitan dengan pengeluaran ekonomi termasuk dengan penggunaan waktu, maka sangat bijaksana jika diamalkan pepatah yang mengatakan Rajin pangkal pandai hemat pangkal kaya lebih baik mencegah daripada mengobati.

Penghematan ekonomi akan mendorong kemampuan berinfak sebaiknya memperbanyak pengeluaran dalam memenuhi keinginan akan mengurangi keinginan untuk berinfaq.

Berinfak merupakan perilaku orang beriman untuk menggunakan keuangannya pada hal-hal yang dibenarkan ajaran Islam. sebagai perilaku orang beriman, berinfak akan mendorong pelakunya untuk rajin bekerja dan bersyukur kepada Allah swt.

Mereka bekerja keras sebagai upaya untuk mencari keridhaan Allah swt. dan mereka berinfak sebagai wujud kesyukuran atas anugerah yang telah diberikan oleh Allah kepadanya dan pada waktu yang sama tetap memelihara amanah sebagai kesehatan sebagai syukuran atas anugerah sehat yang Allah telah titipkan.

Semoga bermanfaat!

Loading

Tentang Penulis