Flag Counter
11 February 2025

Kitorang News

Harmoni dan Produktivitas

Keterangan foto: Dr. Hamzah Khaeriyah, M.Ag. / Rektor IAIN Sorong. (Kitorangnews/RR).

Penulis: Dr. Hamzah Khaeriyah, M.Ag. (Rektor IAIN Sorong)

Sorong.Kitorangnews.com – Pada Akhir Bulan Nopember 2022 lalu, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong telah melakukan wisuda sarjana dan magister dengan jumlah peserta sebanyak 178 wisudawan dan wisudawati. Terdiri dari 168 orang program Strata 1 (S1) dan 10 orang program Magister.

Tahun 2022,  untuk Fakultas Tarbiyah sendiri, jumlah peserta wisuda yang meraih status cumlaude sebanyak 13 orang dari 108 peserta atau 12,03% dibanding tahun 2021 mencapai 19 orang dari 50 wisudawan atau 38%. Kendatipun mengalami penurunan jumlah yang memperoleh cumlaude dengan selisih 6 orang namun kuantitas wisudawan yang dihasilkan meningkat.

Sedangkan untuk Fakultas Syariah dan Dakwah, terdapat sebanyak 27 wisuda yang meraih status cumlaude dari total peserta sebanyak 60 orang atau 45%. Tahun lalu, wisudawan mencapai  cumlaude sebanyak 35 orang dari 75 wisudawan atau  47% mengalami peningkatan dengan jumlah 8 orang.

Selanjutnya, Program Pascasarjana untuk tahun ini mencapai 6 peserta wisuda yang memperoleh predikat cumlaude dari total 10 orang peserta wisuda.

Kepemimpinan Pasca Alih Status

Pada tahun 2020, Alhamdulillah dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala serta kerjasama seluruh komponen baik Pimpinan STAIN Sorong, tokoh masyarakat dan dukungan pemerintah. Alhamdulillah! Peraturan Presiden (Perpres)Republik Indonesia, Nomor 40 Tahun 2020 Tentang Institut Agama Islam Negeri Sorong telah Terbit dan sekaligus perguruan tinggi ini memasuki babak baru yaitu Sekolah Tinggi menjadi Institut yang dikenal dengan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sorong. 

Kemudian pada Tahun 2022 tepatnya pada bulan Juli, IAIN Sorong memperoleh Pejabat Definitif yang sebelumnya adalah Pelaksana Tugas yaitu Kepala Biro Administrasi Umum, Akademik dan Kemahasiswaan sebagai Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama dengan posisi Eselon II. yaitu Dr. KH. Muhammad Arsyad Ambo Tuo, M.Ag.

Ma’had Al Jami’ah IAIN Sorong

Untuk mendorong Mahasiswa agar memiliki penguasaan dasar-dasar keagamaan keislaman yang komprehensif, maka kami menyiapkan Ma’had Al Jami’ah dengan sebutan mahasiswa menjadi mahasantri. Mereka diberi kewajiban untuk tinggal di Ma’had selama 1 tahun.

Timbul pertanyaan, kira-kira apa keuntungan yang diterima oleh mahasiswa jika mereka bermukim di sana? tentu sangat banyak, tapi dapat dinyatakan bahwa sekurang-kurangnya tidak lalai shalat lima waktu, membiasakan mendoakan orang tua, keluarganya dan para pemimpin. Selanjutnya, setiap malam Jumat, diisi dengan membaca Al-quran secara bersama-sama, shalat subuh berjamaah serta duduk mengkaji kitab yang menjadi warisan ulama. 

Tentunya sangat berbeda dengan mahasiswa tidak bermukim di Ma’had 1 tahun. Mahasiswa akan kehilangan kesempatan untuk melakukan pendalaman Tafaqquh fiddin, pendalaman secara komprehensif dan pengamalan ajaran Islam.

Karena itu, problematika keagamaan Islam dan kemanusiaan dalam era global tidak mampu lagi dijawab dengan menyiapkan mahasiswa belajar di kelas. Sejumlah faktor melahirkan ketidakmampuan antara lain, alokasi waktu perkuliahan yang padat diperhadapkan dengan aspek dan dimensi ilmu keislaman yang sangat luas, pembinaan spiritual dan pendalaman serta pendampingan yang tidak komunikatif di kelas seminar.

Hal ini hanya bisa ditemukan dan dibiasakan di Ma’had Al Jami’ah. Karena itu, mahasiswa dan mahasantri adalah ibarat dua sisi pisau yang tajam dan harus diasah secara bersamaan dalam rangka mempersiapkan calon pemimpin masa depan.

Hal lain adalah dari sisi ciri dasar pesantren atau Ma’had yang menegaskan kemandirian kedalaman spiritualitas kebiasaan berinisiasi dan sikap kebersamaan gotong royong serta ketaatan beribadah kebiasaan membaca Al-Qur’an, mengkaji kitab klasik warisan ulama dan mendoakan orang lain. Hal ini tentu amat langka ditemukan dalam aktivitas akademik kampus secara umum. Sebaliknya, sikap kritis, penguatan teori kepemimpinan forum ilmiah, sistematika berpikir merupakan andalan bagi dunia kelas akademik.

Untuk menunjang seluruh poin-poin di atas maka tugas pengasuh Ma’had Al Jami’ah IAIN Sorong mempromosikan dan membudayakan serta mengevaluasi ciri dasar Pesantren terhadap mahasantri selama 1 tahun.

Prestasi Nasional Mahasiswa

pada Tahun 2022, Mahasiswa IAIN Sorong telah berhasil mengikuti berbagai pertandingan tingkat Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri se-Indonesia . Alhamdulillah, mereka berhasil meraih juara. Juara III Nasional dalam bidang Musabaqah Tilawatil Qur’an, Juara I Regional se-Indonesia Timur juara bidang Musabaqah Tilawatil Qur’an, Juara I bidang Hifdzil Qur’an 5 dan Juara III bidang Vlog Youtube.

Penyerahan Ijazah dan Dokumen Akademik pada Hari Wisuda

Sejak tahun 2017 dari wisuda ke wisuda keinginan untuk memberikan ijazah dan dokumen akademik pada hari pelaksanaan wisuda kepada wisudawan merupakan program bagi pimpinan kampus ini.

Pada Tahun 2022, IAIN Sorong menunjukkan tingkat keberhasilan yang beragam. Sebut saja, pada Fakultas Syariah dan Dakwah ini telah mencapai keberhasilan 87%, yakni 89 wisudawan langsung menerima Ijasah pada hari Wisuda. Adapun Fakultas Tarbiyah mencapai 90% para wisudawan menerima ijazahh. Sementara Pascasarjana mencapai 60%.

Alhamdulillah prestasi program pimpinan ini dalam penyerahan ijazah dan dokumen akademik pada hari wisuda adalah prestasi semua warga kampus, pimpinan dosen tenaga kependidikan dan mahasiswa. Namun presentasi  pada ada posisi minus ini yakni tidak dapat diserahkan ijazah dan dokumen akademik lainnya. Hal ini, dipandang sebagai kesalahan bersama pimpinan staf akademik dan mahasiswa.

Program Doktor

pada Tahun 2022, Dosen IAIN Sorong baik ASN maupun DTBPNS, sebanyak 11 dari 61 orang dan di luar dengan Dosen Honorer IAIN Sorong memiliki kualifikasi pendidikan S3 (Doktor). Selanjutnya terdapat 19 Dosen IAIN Sorong tengah mengikuti pendidikan Doktor.

Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa tahun ini 50% Dosen IAIN Sorong telah dan sedang mengikuti pendidikan Strata 3. Angka ini akan terus dilakukan peningkatan sehingga Dosen IAIN Sorong akan mencapai 75% melalui program pendoktoran pada tahun 2024. 

Para pembaca yang berbahagia! untuk menggugah pikiran dan hati kita sebagai manusia dan juga sebagai bangsa Indonesia maka pertanyaan yang perlu saya sampaikan ke hadapan kita semua adalah, apa yang diberikan oleh IAIN Sorong kepada mahasiswa baik yang telah diwisuda maupun yang sedang menempuh pendidikan?.

Begini, dulu ada pandangan bahwa orang IAIN yang belajar agama hanya bisa baca doa! tapi pandangan ini tidak selalu benar. Karena orang belajar agama, bisa paham agama kemudian terbukti bahwa kini jadi Wakil Presiden dan bahkan Indonesia pernah dipimpin oleh seorang Presiden dari kalangan orang yang belajar agama. Sebut saja Gus Dur. Lebih dari itu, alumni IAIN bisa jadi tim seleksi KPU dan Bawaslu. karena itu kini alumni IAIN Sorong di samping bisa menjadi pembaca doa namun saat bersamaan sekaligus sebagai pemimpin. 

Lebih lanjut, secara sederhana Kampus IAIN Sorong memberikan kepada mahasiswa setidaknya 8 poin utama yaitu:

  • Kompetensi keilmuan. Kami memiliki 11 program studi yang menyiapkan bidang keilmuan yang telah diberikan selama 8 semester kepada mahasiswa dan Insyaallah! mereka menguasai bidang keilmuan di bidang masing-masing. Tahun depan Insyaallah, kami akan menambah lagi sehingga menjadi 13 program studi yakni program studi Sosiologi Agama program studi Psikologi Islam;
  • Kedahsyatan spiritual. Kami mengajarkan untuk bersyukur dan beribadah serta berdoa kepada sang pencipta Allah SWT. serta berbakti kepada kedua orang tua;
  • Kemampuan berpikir kritis. Mereka bisa melihat dan memahami kekuatan dan kelemahan sebuah pemikiran;
  • Kebebasan berpikir dan bertanggungjawab. mereka diajarkan berbagai perbandingan pemikiran dan diberi kebebasan untuk menentukan ide dan gagasan sesuai pilihannya; 
  • Sistematika berpikir baik dalam bahasa lisan maupun bahasa tulisan;
  • Dasar-dasar kepemimpinan. Hal ini terealisasi pada seminar kelas, diskusi kelompok, penyelesaian tugas secara tim dan tepat waktu;
  • Membangun jaringan
  • Membangun pola pikir

Pembaca yang berbahagia! selain kedelapan yang diberikan oleh IAIN Sorong kepada mahasiswa, terdapat dua hal yang belum diketahui oleh masyarakat secara umum yaitu, seluruh Dosen yang mengajar di IAIN Sorong diminta untuk mendoakan kesuksesan para mahasiswa setiap kali shalat lima waktu dan pembayaran UKT ( Uang Kuliah Tunggal)  sangat rendah yaitu antara Rp.400.000,- sampai Rp.1.800.000,- per semester bagi S1 berlangsung 8 semester dan tanpa uang wisuda dan pembayaran lainnya. Selanjutnya, S2 Rp. 5.100.000,-  selama 4 semester tanpa pembayaran tambahan lagi.

Pesan Al-Jami’ah untuk Wisudawan dan Mahasiswa

Ada satu hal yang menjadi otoritas atau kewenangan manusia yaitu, biasakanlah memohon maaf dan mengakui kesalahan dan kelemahan anda. Tidak ada orang yang mencapai puncak jika tidak pernah bersalah. Adapun pintu memperoleh hikmah secara luas adalah dengan mengakui kesalahan diri sendiri di depan orang lain.

Saya ingin memberikan ilustrasi betapa pentingnya mengakui kelemahan dan memohon maaf ini yang saya sebut dengan kekuatan logika meminta maaf dan mengakui kelemahan. kali ini hanya akan diulas tentang kekuatan logika mengakui kelemahan.Sedangkan kekuatan logika meminta maaf akan diulas pada kesempatan yang lain.

Ada rumus sosial “bahwa semakin lama kita bermain dengan teman maka semakin diketahui sisi kelemahannya”. Dalam hubungan antar person secara umum kelemahan bagi sebagian orang adalah aib dan karenanya cenderung tidak disampaikan kepada orang lain. Sebaliknya kekuatan berupa pengalaman dan potensi lainnya memiliki perhatian yang serius untuk selalu diungkapkan.

Dalam era digital yang memiliki pilar perubahan yang cepat dari sisi dimensi waktu, maka penghuni Jagat era digital memiliki kecenderungan untuk mencari jawaban secara tepat tapi singkat waktunya dan sederhana. Maka atas dasar itu, aspek kelemahan akan menjadi alternatif prioritas dibanding dengan aspek kekuatan dalam menilai tipologi seseorang.

Selain itu, dalam era digital, membanjirnya informasi, membandingkan kelemahan dan potensi kekuatan dapat ditelaah bahwa kelemahan yang diungkapkan adalah cenderung merupakan sesuatu yang mencerminkan jati dirinya dalam arti memiliki kemampuan menyatakan apa adanya dan dan sangat realistis.

Hal ini cenderung menimbulkan kekaguman atas kepolosan seseorang oleh orang lain. Sedangkan mengungkapkan pengalaman cenderung melahirkan keraguan bagi mitra komunikasi. Mungkin ini salah satu sebabnya kaidah Ushul fiqih menyatakan Dar’ul Mafasid Muqaddamun ‘ala Jalbil Mashalih (menolak kemudharatan didahulukan daripada menarik kemaslahatan).

Dalam konteks kaidah tersebut dipahami bahwa mengungkapkan kelemahan, mencerminkan potensi resiko pada masa yang akan datang. Hal ini harus menjadi dasar yang kokoh dalam menentukan pilihan, sedangkan mengungkap kekuatan adalah potensi menghasilkan manfaat pada masa yang akan datang dan ini harus diabaikan dalam mengambil kebijakan.

Selanjutnya mengungkap kelemahan adalah bagian dari kemampuan menunjukkan karakter, adapun menonjolkan kemampuan adalah menunjukkan pada prospek prestasi. Dalam redaksi lain bahwa kekuatan belum tentu menjadi kenyataan, tetapi kelemahan adalah suatu kepastian maka peganglah pada kepastian. 

(Artikel ini dintisarikan dari Orasi Ilmiah Rektor IAIN Sorong, Dr. Hamzah, M.Ag. pada kegiatan Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana dan Pascasarjana, 28 Nopember 2022 di Aula IAIN Sorong)

Loading

Tentang Penulis