Sorong.Kitorangnews.com – Kita telah memasuki bulan Rajab 1444 H, terdapat doa populer yang senantiasa dibaca oleh Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala memasuki bulan Rajab. Doa tersebut berbunyi:
Artinya: Yaa Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan pada bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhon.”
(H.R. Ahmad)
Makna dari doa tersebut di atas adalah kita meminta kepada Allah subhanahu wa ta’alaa keberkahan dari bulan Rajab dan bulan Sya’ban serta meminta pula kepada-Nya agar diberikan kesempatan untuk menunaikan amal sholeh di bulan Ramadhan.
Pada edisi Bulan Rajab kali ini kita akan sama-sama membahas mengenai “3 Tipikal Manusia Memasuki Bulan Suci Ramadhan”.
Tipikal Pertama, menyambut bulan Ramadhan dengan biasa-biasa saja. Maknanya tidak ada perbedaan persiapan antara bulan Ramadhan maupun bulan-bulan lain pada dirinya. Semua dilalui dengan biasa-biasa saja.
Tipikal Kedua, menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh kebahagiaan. Ini dilakukan oleh orang yang memahami dan menghayati bulan Ramadhan.
Kelompok ini biasa dilakukan oleh kalangan Sufi yaitu orang-orang yang senantiasa membersihkan hati dan jiwanya serta mengharapkan agar memperoleh kelimpahan keberkahan di bulan Ramadhan. Sehingga di bulan Rajab ini mereka membersihkan diri dari segala kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan. Oleh karenanya, kalangan Sufi menjadikan bulan Rajab ini sebagai titik start untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan.
Di dalam Al-Qur’an, bulan Rajab ini dikenal sebagai salah satu “asyhaarul hurum” (baca: salah satu bulan yang diharamkan) untuk melakukan pertumpahan darah, percekcokan maupun hal-hal yang dapat mengganggu hubungan kemanusiaan.
Bulan Rajab ini merupakan kesempatan kita semua untuk membersihkan dosa, memperpanjang dzikir dan wirid, menghiasi malam yang panjang dengan shalat maupun bacaan al-Qur’an.
Harapanya adalah manakala memasuki bulan suci Ramadhan kita telah telah menjadi putih bersih, sehingga Ramadhan tidak lagi menjadi pembersih dari dosa-dosa kita, akan tetapi semakin memutihkan yang putih. Manakala ini telah kita lakukan, maka tentu kita akan memperoleh kelimpahan kerbekahan dan rahmat
Tipikal Ketiga, kelompok masyarakat dari sisi pebisnis. Mereka melihat peluang dari bulan Ramadhan tersebut dari sisi ekonomi, persiapan modal dan strategi marketing. Tentu hal ini pun memiliki dasar, apa dasarnya?.
Dasarnya adalah mereka melihat kebutuhan umat Islam di bulan Ramadhan ini meningkat menjadi 30% (tiga puluh persen) jika dibandingkan dengan bulan-bulan yang lainnya.
Sekarang tinggal kita semua ingin masuk dalam kelompok tipikal manusia yang mana dalam menyambut kedatangan bulan Ramadhan.
Sebagai seorang hamba Allah, kita tidak sekedar hanya menjalankan perintah dan menjauhi larangan. Namun harus diimbangi dengan penghayatan.
Manakala kita mampu menghayati seleruh rangkaian ibadah yang kita lakukan maka kita akan merasakan kenikmatan di dalam beribadah.
Begitupun sebaliknya, manakala kita tidak mampu menghayatinya, maka kita tidak akan dapat menikmati ibadah yang dilakukan. Oleh karena itu, agama harus dihayati. Melalui penghayatan inilah kita mampu melihat di mana kekuatan dan kelemahan kita di dalam beribadah.
Semoga bermanfaat!
Wallahul muwafiq wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
(Artikel ini diintisarikan dari Khutbah Jumat Dr. Hamzah Khaeriyah, M.Ag. / Rektor Institut Agama Islam Negeri [IAIN] Sorong, Papua Barat di Masjid Al-Azhar Kota Sorong)
More Stories
TIPD IAIN Sorong Tawarkan Diskon Khusus 20% di Hari Terakhir Ujian CAT POLRI 2024
KPK Lakukan Pendampingan dan Evaluasi Strategi Pendidikan Antikorupsi di IAIN Sorong
Pengukuran, Besaran, dan Satuan Sebuah Konsep Dasar Memulai Kehidupan